Sabtu, 28 Februari 2009

Dilema Kekerasan Di Kampus

Baca Teliti dan Tentukan Sikap

Dalam artikel ini saya akan membahas akan sebuah pertanyaan yang besar, yaitu apa makna dari kegiatan ospek selama ini?. Apa mungkin dengan kegiatan ospek akan menghasilkan kader-kader mahasiswa yang kritis dan jujur?. Apa mungkin kembalinya perakaran orde baru yang terjadi akibat adanya ospek yang penuh dengan feodalisme, militerisme dan kapitalisme?
Mengapa banyak orang begitu bangganya mendapat status social sebagai mahasiswa?. Mengapa pula kalau mahasiswa ber-KKN ke pelosok akan diperlakukan secara agung bak Dewa penolong dari khayangan?. Apa bedanya mahasiswa dengan siswa, bukankah mereka sama-sama peserta didik?. Ya, jelas beda!. Dari unsur kata saja, yang satu di embel-embeli “maha”, sebuah kata yang biasanya melekat pada kebesaran Tuhan atau sifat yang luar biasa.
Secara phisikologi, mahasiswa sudah dianggap memiliki naluri kedewasaan sehingga dapat mempertimbangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan kondisi masyarakat tanpa perla diajari sebagaimana siswa SMU dan juga mahasiswa terkenal sebagai “agent of change” (penggerak perubahan), social control. Kita melihat Sekarang lingkungan mahasiswa kita sangat tidak dinamis, Sangat apatis. Gerakan mahasiswa hari ini dan kemarin sebenarnya tidak jauh berbeda, yakni sama-sama mempunyai mental yang bobrok. Apa yang perlu kita pesankan untuk mahasiswa baru akan datang?. Hanya satu, belajar. Senior-senior kita tidak pernah belajar dari sejarah, sejarah perjuangan bangsa-bangsa. Apa yang anda sudah berikan untuk bangsa anda?.
Saya yakin dengan konsep yang Jujur dan baik akan menghasilkan kader-kader yang handal, berwawasan luas dan tidak buta dengan kondisi lingkungan sekitar. Bahwa kegiatan orientasi di kampus apapun bentuknya selama ini masih menggunakan pola-pola seperti ospek tidak akan bisa membentuk apa saja. Dan itu saya buktikan sendiri. Kalau ada senior saya yang berani mengklaim bahwa saya adalah produk mereka, saya akan berhadapan dengan dia. Buktikan kalau saya adalah produk dia!.
Sekarang bukan zamannya lagi pengkaderan yang dipenuhi dengan bentakan-bentakan, tradisi-tradisi lama yang tidak bermanfaat dan atribut-atribut yang menghabiskan biaya percuma. Kalau bentakan, tradisi lama dan atribut tersebut dijadikan sebagai alasan penempaan mental, menumbuhkan rasa kebersamaan dan tetek bengek lainnya, menurut saya tidaklah benar karena penempaan mental dan menumbuhkan rasa kebersamaan tidak cukup dengan waktu dua hingga lima hari. Penempaan mental yang sebenarnya adalah dalam kehidupan seharĂ­-hari. Begitu pula dengan kebersamaan.
Alangkah malangnya nasib mahasiswa baru andaikata ada senior yang turut bermain dalam zona kerja mahasiswa baru yang masih aktif. Mahasiswa baru menjadi kerdil dan tidak kreatif karena selalu dihantui oleh kekhawatiran akan kemarahan senior atau tidak direstuinya suatu keputusan atau kegiatan mahasiswa yang tidak sesuai dengan kemauan senior. Ini yang disebut sindrom senioritas alias penyakit jiwa sebagai senior yang mempunyai hak dan kuasa istimewa terhadap juniornya. Prinsipnya senior berperan dalam mengayomi, bukan mengintervensi; menyantuni, bukan menyantroni; menbimbing, bukan memarahi; menjadi teladan, bukan menjadi gila hormat; dan ikhlas membantu tanpa pamrih.
Jadi kalian semua, baik itu senior maupun mahasiwa baru pake donk otak kalian, jangan cuman jadi pengikut dan penakut dan saling dendam. Kalian mahasiswa baru punya hak atas kemerdekaan pribadi untuk tidak mengikuti ospek bukan karena terpaksa karena dekat dan dipaksa dengan senior.

Dilema Kekerasan Di Kampus

Sebegitu jauh kami biasanya menggunakan perjuangan tanpa kekerasan, dan itu kami pertahankan. Apabila pada suatu hari kami perlu menggunakan kekerasan, itu hanya akan terjadi karena kami dipaksa untuk berbuat begitu oleh keadaan, oleh sistem dan kebijakan para mahasiswa feodal.
Sekarang yang kita lakukan bukan hanya untuk berdiskusi dengan konsep-konsep omong kosong belaka, tapi sekarang yang harus kita lakukan adalah bergerak melawan dan tentukan sikap segala bentuk penindasan di kampus tercinta kita ini. Kawan, marilah kita bersama-sama untuk berkomitmen demi satu tujuan Revolusi.

Combine Referensi FEKON UNMUL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar