Sabtu, 28 Februari 2009

Peranan Rimbawan Terhadap Lingkungan

Setiap kali tulisan saya muncul, ada yang suka ada pula yang tidak suka. Salah satu faktornya adalah style, gaya penulisan, yang sinis dan cenderung sarkastik, terutama untuk judulnya. Tapi tulisan kali ini tidak seperti biasanya, karena topiknya tentang tragedi. Sebuah tragedi tidak pantas untuk ditertawakan, oleh diri sendiri sekalipun.

Siapakah pahlawan itu? Kalau ukurannya adalah mereka yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, maka tentara yang punya kans yang paling besar untuk menjadi pahlawan. TMP hanya memperbolehkan sipil dengan bintang jasa yang dapat dimakamkan disana. Dalam arti luas, pahlawan juga mencakup mereka yang berjasa bagi lingkungan atau komunitas yang luas. Bagaimana dengan Rimbawan, apakah mereka juga termasuk kategori seorang pahlawan khususnya dibidang lingkungan?. Jawabannya bisa ia dan bisa tidak atau mungkin!.

Banyak opini dan Argumen dalam mengartikan makna dari kata rimbawan, ada yang mengatakan rimbawan adalah sekumpulan orang yang hidup dan menetap di dalam hutan belantara, rimbawan adalah manusia yang berjiwa konservasionis dan berani bilang tidak untuk sebuah prinsip yang bertolak belakang dengan arti konservasi itu sendiri dan masih banyak opini dan argumen yang menyatakan siapakah rimbawan itu?. Dalam tulisan ini saya akan mempersempit siapakah rimbawan itu, Rimbawan adalah Mahasiswa Fakultas Kehutanan di seluruh perguruan tinggi di dunia yang telah selesai maupun yang masih dalam proses pendidikan di perguruan tingginya masing-masing. Dan yang terpenting sekarang apa dan bagaimana Peranan Rimbawan terhadap Lingkungan khususnya di Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman itu sendiri!.

Kita yakini bahwa BUMI ini hanya ada satu dan bukan untuk dirusak itulah yang kita inginkan, walaupun secara perlahan bumi telah diperkosa dan dirampas haknya dengan para perencana dan pengambil kebijakan yang lebih banyak dicirikan kapitalistik dan sentralistik sampai detik ini. Bagaimana dengan proses pertambangan yang hanya memberikan APBN per tahunnya hanya Rp. 1,7 Trilyun berbeda jauh dengan kerusakan yang ditimbulkan akibat pertambangan tersebut yang merugikan negara per tahunnya sekitar Rp. 70 Trilyun serta hukum-hukum negara negara yang hanya bersifat formalitas belaka tentang pelarangan pembalakan liar, pelarangan perdagangan satwa yang dilindungi oleh undang-undang dan masih banyak lagi pelanggaran-pelanggaran yang kasat mata maupun yang sudah nyata bersalah di depan mata mengapa tidak diproses sesuai hukum yang ada!. Kita kembali lagi dengan peranan rimbawan terhadap lingkungan dari hal yang terkecil. Kita tahu bersih itu adalah sebagian dari iman tapi ada hal yang aneh dilingkungan kita, para rimbawan yang sudah nyata bersalah di depan mata karena membuang sampah sembarangan tidak ditegur atau kalian mencontohnya. Yang lebih lucu lagi ada beberapa teman saya yang membuang sampah di tasnya untuk sementara karena tidak menemukan tempat sampah dipandang itu adalah hal yang patut ditertawakan, mereka yang salah atau teman saya itu yang salah atau dunia ini sudah terbalik yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan?. Sebab akibat sampah dapat menyebabkan bencana besar dan kecil, salah satunya adalah bencana banjir.

Sama halnya sebuah proses perilaku manusia berawal dari tidak tahu – tahu – mengerti – setuju – berminat – praktek/melakukan – menggerakan dan sampai detik kalian membaca tulisan ini para rimbawan hanya sampai pada proses berminat kenapa tidak sampai pada proses praktek/melakukan dan menggerakan?. Ini semua adalah sebuah pertanyaan besar yang patut kita renungi yang dimulai dari diri sendiri, membuang sampah sembarangan itu baik atau tidak?. Dan janganlah membohongi diri sendiri lagi bahwa membuang sampah sembarangan itu baik.

Di dalam kehidupan seorang rimbawan saya yakin ada impian untuk memperbaiki hal yang salah menjadi baik dan yang baik menjadi lebih baik lagi untuk menghasilkan apa yang kita impikan selama ini dan bukan kita tapi untuk semua yang ada disekeliling kita baik itu hewan maupun tumbuhan walaupun menempuh sebuah perjalanan yang sangat panjang untuk semua itu, optimislah bahwa itu yang terbaik untuk kita dan alam ini untuk tidak membuang sampah pada tempatnya.

Mahasiswa sebagai generasi muda dan sebagai manusia dewasa umumnya dijadikan idola oleh pelajar, pemuda dan masyarakat disekitarnya khususnya para rimbawan, ternyata kini sudah waktunya untuk itu, untuk apa?. Untuk membenahi diri dengan peduli terhadap lingkungan sekitar dan mulailah dengan hal yang paling terkecil untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Dan buktikanlah bahwa peranan rimbawan sangat penting terhadap lingkungan. Akhir kata, SELAMAT MENCOBA UNTUK MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA.

Thank’s.

NB: Percaya dan tidak Percaya tulisan ini adalah Juara III Karya Tulis Esai Dalam Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2006 Oleh Sylva Mulawarman Fakultas Kehutanan Samarinda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar