Sabtu, 28 Februari 2009

Nyanyian dan Tangisan Hutan Rimba Raya Sebuku

Andaikanku sebuah Pohon….
Tentunya aku sangat bangga dapat memberikan manusia udara bersih berupa oksigen (O2), Akar-akarku dapat menyimpan air hujan yang nantinya akan kusimpan dan kualirkan melalaui tanah sampai menuju anak-anak sungai kecil dan besar yang nantinya air tersebut akan didunakan manusia sebagai air bersih untuk memasak dan minum. Selain itu aku juga dapat menetralisir udara-udara kotor yang menyelimuti Bumi dan menjadi udara bersih kembali dan tentunya aku tidak sendirian melakukan itu semua teman teman pohonku juga melakukan hal yang sama denganku :). Bila aku adalah pohon yang memiliki buah tentunya buahku juga dapat memberi makan binatang dan manusia yang menggemari buahku sebagai sumber vitamin di dalam tubuh mereka. ketika manusia sedang melakukan perjalanan di hutan dan sedang terjadi hujan, mereka bisa berteduh di bawah tajukku yang lebar sehingga air hujan hanya sedikit yang menyentuh tanah dan membasahi mereka. Selain itu aku dapat mengurangi erosi tanah yang disebabkan hujan yang berkepanjangan yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Tapi… … …
Kenapa manusia tidak pernah menghargaiku, mereka hanya memandang aku hanya sebagai tegakkan pohon semata. Itulah yang membuatku sedih sekali :’(. Manusia memotong batangku dan batang teman-temanku tanpa memperdulikan kelestarianku. Setelah aku ditebang oleh manusia kan kasihan juga teman-teman binatang yang selalu tidur di atas tajukku dan hewan yang lainnya yang selalu berteduh dari ganasnya cuaca akan hujan dan panasnya matahari. Ketika manusia menebangku kira-kira apa yang mereka dapatkan. Aku yakin setelah aku dan teman-temanku tumbang manusia hanya mendapatkan kesedihan. Banjir dimana-mana, tanah longsor, air sungai dan air tanah tercemar dan tidak jernih lagi setelah aku tiada. Dan apa akhirnya manusia menyalahkan tuhan dan seraya berkata "ini adalah TAKDIR". bagiku itu bukanlah sebuah jawaban…

Andaikanku sebuah Pohon…
Aku akan berkata kepada seluruh umat manusia, Tolong janganlah menebangku dan menebang teman-temanku secara berlebihan. Ingatkah kalian dimana kehidupan sebelum kamu… kakek dan nenekmu tidak begitu serakah mamanfaatkanku. kakek dan nenek kalian pun membuat rumah dari batang-batang pohon yang telah tumbang karena angin dan atapnyapun dari kulit kayu pohon tumbang tersebut dengan alasan agar kelak keturunannya nanti dapat menikmati hasil hutan dengan lestari. Tapi kenapa manusia sekarang begitu serakah … Mengapa …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar